Kepala Dana Kekayaan Kedaulatan Rusia (Russian National Wealth Fund), Kirill Dmitriev, mengatakan Amerika Serikat kehilangan investasi sebanyak US$300 miliar karena “meninggalkan Moskow”.
“Sangat penting untuk memahami bahwa bisnis AS kehilangan sekitar US$300 miliar (sekitar Rp4.880 triliun) karena meninggalkan Rusia,” kata Dmitriev, dikutip Reuters.
“Jadi ada beban ekonomi yang sangat besar bagi banyak negara akibat apa yang terjadi saat ini, dan kami percaya bahwa jalan keluarnya adalah melalui solusi,” imbuhnya.
Pernyataan ini disampaikan Dmitriev saat delegasi dari Amerika Serikat dan Rusia tengah melakukan pertemuan di Riyadh, Arab Saudi, untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Dmitriev mengatakan Presiden AS Donald Trump sebagai “pemecah masalah”.
“Kami benar-benar melihat bahwa Presiden Trump dan timnya adalah tim pemecah masalah, orang-orang yang telah mengatasi sejumlah tantangan besar dengan sangat cepat, sangat efisiensi, dan sangat berhasil,” ungkapnya.
Pada pertemuan di Riyadh, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Pertemuan mereka akan fokus pada upaya mengakhiri perang Ukraina dan memulihkan hubungan Rusia-AS yang “kompleks”.
Ukraina, yang tak dilibatkan dalam perundingan ini, menegaskan tidak akan menerima kesepakatan damai yang dapat dicapai dalam pembicaraan AS dan Rusia.
“Kami memiliki tempat ini di meja perundingan sejak awal dan kami adalah yang pertama berada di meja perundingan ini, karena terjadi perang di Ukraina,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Kami berterima kasih atas semua dukungan, persatuan AS seputar dukungan Ukraina, kami berterima kasih atas semua ini. Tetapi tidak ada pemimpin di dunia yang dapat membuat kesepakatan dengan Putin tanpa kami,” imbuhnya.