Warga negara Indonesia (WNI) di Inggris membeberkan situasi di sana menyusul kerusuhan yang meluas karena penusukan massal di Southport pada pekan lalu.
Kerusuhan terjadi di berbagai kota di Inggris termasuk Liverpool. Massa banyak yang menyerang masjid-masjid.
“Saat ini di Inggris kondisi sebagian besar masih kondusif dan terkendali karena kejadian-kejadian kerusuhan tersebut terjadi di beberapa kota saja,” ujar Oki saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (5/8).
Lebih lanjut, Oki juga menerangkan WNI Muslim di London dan kota-kota besar lain “masih aman.”
“[Mereka] beribadah dan ke masjid seperti biasa,” imbuh dia.
Oki juga menerangkan tak ada panik buying (panik belanja) atau pertokoan yang tutup.
WNI lain yang tinggal di London, Muhammad Fahmi Ardi juga menyampaikan hal serupa.
“London aman. Kalau di London belum terlalu mengkhawatirkan,” ujar Fahmi.
WNI tersebut juga mengatakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London mengeluarkan peringatan menyusul situasi di Inggris.
KBRI London meminta WNI untuk waspada usai Inggris dan kota di Irlandia berada dalam kerusuhan.
KBRI London menyampaikan imbauan tersebut dalam unggahan di Instagram, Minggu (4/8).
“KBRI London mengimbau kepada seluruh WNI yang berada Inggris Raya dan Irlandia, untuk mempertimbangkan urgensi serta meningkatkan kewaspadaan khususnya jika harus bepergian atau beraktivitas di luar rumah,” demikian rilis KBRI.
Mereka juga meminta para WNI mengikuti petunjuk dan arahan otoritas setempat, serta memantau komunikasi di media sosial KBRI London dan komunitas WNI setempat.
Selain itu, KBRI London mengimbau agar para WNI menjauhi kerumunan.
Inggris berada dalam kekacauan usai massa di sejumlah wilayah menggelar unjuk rasa dan berujung kerusuhan.
Menurut laporan AFP kerusuhan dipicu rumor palsu soal latar belakang remaja berusia 17 tahun Axel Rudakubana yang dituduh melakukan penikaman massal di Southport, Merseyside.
Penikaman itu menyebabkan tiga bocah tewas dan 10 lainnya mengalami luka-luka. Mereka yang meninggal yakni Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), dan Alice DaSilva Aguiar (9).
Rumor palsu soal latar belakang terduga pelaku Rudakubana seorang Muslim imigran beredar luas di media sosial.
Narasi ini lantas menjadi api sejumlah warga menggelar demonstrasi dan dimanfaatkan kelompok sayap kanan. Massa bahkan menargetkan masjid-masjid di Inggris.