Pengguna Instagram di Turki kembali tak bisa mengakses jaringan media sosial itu pada Sabtu (3/8), usai pemerintah memblokir dan menuduh Instagram melakukan penyensoran.
Pada Jumat, badan komunikasi BTK mengumumkan di situs bahwa platform milik Meta telah dibekukan, tanpa memberikan alasan apa pun.
Namun Menteri Transportasi dan Infrastruktur Abdulkadir Uraloglu pada hari yang sama mengatakan bahwa Instagram telah mengabaikan tuntutan pemerintah untuk menghapus unggahan tertentu.
“Negara kami memiliki nilai dan kepekaan. Meskipun kami telah memperingatkan, mereka tidak mengurus konten kriminal,” ujar Uraloglu. “Kami memblokir akses. Jika mereka menaati hukum kami, kami akan mencabut larangan tersebut.”
Pada Rabu, direktur komunikasi presiden, Fahrettin Altun, menuduh Instagram mencegah warga Turki menunggah pesan belasungkawa untuk pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
“Ini adalah upaya kecaman yang sangat jelas dan nyata,” kata Altun di X.
Haniyeh, pemimpin politik kelompok Islam Palestina Hamas dan sekutu dekat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, tewas di Teheran pada hari Rabu yang diduga dilakukan oleh Israel.
Erdogan menetapkan hari berkabung nasional untuk mengenang Haniyeh, sosok yang berperan penting dalam negosiasi untuk mengakhiri agresi Israel yang telah berlangsung selama hampir 10 bulan di Gaza.
Sumber anonim BTK membantah bahwa penutupan akses disebabkan oleh Instagram yang memblokir unggahan tentang Haniyeh.
Kepada situs web Medyascope, sumber juga mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh “penghinaan terhadap Ataturk”, pendiri Turki modern.
Partai oposisi sosial demokrat dan nasionalis, serta para profesional di bidang hukum mengajukan petisi ke pengadilan pada Jumat malam agar pembekuan dicabut.
Menurut media Turki, 50 juta dari 85 juta penduduk negara itu memiliki akun Instagram.
Ini bukan pertama kalinya pemerintah Turki memblokir sementara akses ke situs media sosial, termasuk Facebook, X, dan Wikipedia.
Pemerintah Erdogan acap kali dituduh membungkam kebebasan berekspresi.