Kementerian Dalam Negeri mengumumkan Pezeshkian mengalahkan pesaingnya, Saeed Jalili dari kaum konservatif garis keras.
“Dengan memperoleh mayoritas suara pada Jumat, Pezeshkian telah menjadi Presiden Iran berikutnya,” kata Kementerian Dalam Negeri seperti dilaporkan Al-Jazeera.
Penghitungan suara resmi menempatkan Pezeshkian sebagai pemenang dengan perolehan suara 16,3 juta atau 53,7 persen suara, sedangkan Jalili 13,5 juta atau 44,3 persen suara
Jumlah pemilih dalam Pilpres putaran kedua kali ini mencapai 49,8 persen dari sekitar 61 juta warga Iran yang memenuhi syarat.
Jubir otoritas Pemilu Mohsen Eslami menyebut pada putaran pertama di 28 Juni 2024 lalu, jumlah pemilih ‘hanya’ sebanyak 40 persen. Angka ini jadi rekor terendah sejak evolusi negara tersebut pada 1979.
Pilpres Iran digelar usai kematian Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter Mei lalu.
Pemilu putaran pertama berlangsung Juni 2024 tapi tak ada satu pun calon yang mampu mengantongi lebih dari 50 persen suara.
Di putaran pertama, Pezeshkian memperoleh suara terbanyak dengan 42 persen suara. Sementara itu, Jalili mendapat 39 persen suara.