Taiwan telah menerima 38 unit tank tempur canggih Abrams dari Amerika Serikat. Tank-tank ini dilaporkan menjadi yang pertama diterima Taiwan dari AS dalam 30 tahun terakhir.
Sebanyak 38 tank M1A2 Abrams ini tiba di Taiwan pada Minggu (15/12) malam dan langsung dipindahkan ke pangkalan pelatihan militer di Hsinchu, selatan ibu kota Taipei.
Kementerian Pertahanan Taiwan menuturkan 38 tank ini merupakan batch pertama dari total 108 unit yang dipesan Taiwan dari AS pada 2019.
“Tank M1A2 ini adalah tank baru pertama yang dikirim ke Taiwan dalam tiga dekade terakhir,” lapor kantor berita Taiwan, Central News Agency.
Saat ini, Taiwan sendiri telah memiliki 1.000 unit tank CM 11 Brave Tiger buatan lokal dan M60A3 buatan AS. Kehadiran tank Abrams akan pun bakal memperkuat angkatan darat Taiwan yang mulai usang, lantaran tank terberat di dunia ini merupakan salah satu andalan militer AS.
Meski memiliki industri pertahanan dalam negeri dan terus memperbarui peralatan militernya, Taiwan sangat bergantung pada penjualan senjata AS untuk meningkatkan kemampuan keamanannya.
Taiwan mengajukan permintaan pembelian tank M1A2 Abrams pada 2019, dengan alokasi anggaran lebih dari US$1,2 miliar. Sisa pesanan diperkirakan akan tiba pada 2025 dan 2026, menurut seorang pejabat militer kepada AFP.
Pengiriman tank Abrams ini memicu amarah China yang belakangan terus mendesak dan mewanti-wanti AS untuk tidak ikut campur dalam konfliknya dengan Taiwan.
China menganggap Taiwan sebagai wilayahnya yang membangkang karena ingin memerdekakan diri. Sementara itu, AS selama ini menjadi sekutu utama Taiwan dan pemasok senjata utamanya.
Kementerian Luar Negeri China mendesak AS “menghentikan pengiriman senjata ke Taiwan dan mendukung kekuatan-kekuatan pro-kemerdekaan Taiwan.”
“Upaya otoritas Taiwan untuk mencari kemerdekaan melalui kekuatan militer dan bantuan asing akan gagal,” ujar juru bicara Kemlu China, Lin Jian, seperti dikutip AFP.
Ia menambahkan, “China akan dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional, keamanan, dan integritas teritorialnya.”