Sedikitnya 25 orang tewas di Lebanon akibat serangan Israel pada Selasa (26/11), hari yang sama saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menerima usulan untuk mengakhiri konflik dengan Hizbullah.
Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan Lebanon, setidaknya 10 orang tewas di Beirut tengah, enam di kota selatan Shaqra, dua di kota selatan Tyre, enam di wilayah Baalbek-Hermel dan satu di Hadath di wilayah Gunung Lebanon selatan Beirut.
Kantor berita resmi Lebanon (NNA), seperti dikutip, mengatakan sebuah gedung apartemen di Hamra, Beirut tengah, terkena serangan. Hamra, distrik komersial tersibuk di ibu kota, adalah rumah bagi dua universitas Amerika dan beberapa kantor nirlaba internasional.
Sebelumnya, militer Israel juga telah mengeluarkan peringatan evakuasi untuk wilayah-wilayah termasuk Hamra.
NNA juga mengatakan “sebuah pesawat nirawak musuh menghantam al-Qard al-Hassan di Zuqaq al-Blat,” merujuk pada lembaga keuangan yang terkait dengan Hizbullah.
Militer Israel mengatakan telah melakukan “serangan berbasis intelijen terhadap sembilan target teror yang merupakan komponen manajemen dan sistem keuangan Hizbullah di wilayah Beirut, Sidon, Tyre, dan Beqaa, sebagai kelanjutan dari serangan sebelumnya.”
Militer mengatakan target tersebut termasuk fasilitas penyimpanan, cabang Al-Qard Al-Hassan, dan kantor penukaran uang yang katanya digunakan untuk mendanai kegiatan militer Hizbullah.
Beberapa jam sebelum menyetujui gencatan senjata, Israel secara drastis meningkatkan serangannya di Beirut, menargetkan area pusat kota tertentu – bukan hanya pinggiran selatan yang didominasi Hizbullah – untuk pertama kalinya dalam konflik tersebut.
Terpisah, Presiden AS Joe Biden mengumumkan gencatan senjata Israel dan Lebanon bakal berlaku mulai Rabu (27/11) pukul 4.00 EET di Lebanon sama dengan pukul 9.00 WIB.
Selama 60 hari ke depan, kata Biden, tentara Lebanon akan “mengambil alih kendali wilayah mereka sendiri.”
Seorang pejabat senior pemerintahan AS kemudian mengatakan pasukan Israel tidak segera mundur dari Lebanon saat kesepakatan gencatan senjata berlaku.
Mereka disebut harus melakukannya dalam waktu 60 hari berdasarkan ketentuan perjanjian tersebut.
“Mereka tidak akan (langsung) mundur, tetapi periode 60 hari akan dimulai di mana militer dan pasukan keamanan Lebanon akan mulai dikerahkan ke selatan,” tuturnya.
“Ini adalah proses yang tidak dapat terjadi dalam semalam atau dalam beberapa hari, dan oleh karena itu ada periode ini untuk mencegah terbentuknya kekosongan, di mana, saat militer Lebanon dikerahkan dan mencapai Selatan, militer Israel akan mundur,” kata pejabat itu.