Korea Selatan dan Jepang murka, usai Korea Utara diduga mengirim ribuan tentara ke Rusia yang kemungkinan untuk membantu perang melawan Ukraina.
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengecam pengerahan tentara Korut ke Rusia.
“Ini provokasi yang mengancam keamanan global,” ujar Yoon dikutip Al Jazeera, Jumat (25/10).
Yoon juga mengatakan jika Korut mengirim tentara ke Rusia, Korsel akan mempertimbangkan untuk mengirim senjata ke Ukraina.
“Dan akan meninjau ulang implementasi langkah-langkah yang diperlukan untuk keamanan Semenanjung Korea,” imbuh dia.
Kementerian Luar Negeri Korsel juga menyampaikan kekhawatiran yang mendalam soal dugaan laporan pengerahan tentara itu.
“[Korsel] sangat mendesak sesegera mungkin penarikan pasukan Korea Utara dan penghentian kerja sama illegal,” demikian rilis Kemlu Korsel.
Pemerintah, lanjut mereka, akan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk merespons kerja sama Rusia-Korut.
“Dan mengambil langkah yang selayaknya terkait kemajuan kerja sama mereka,” demikian pernyataan Kemlu Korsel.
Tak berbeda dengan Korsel, Jepang juga murka dengan tindakan Korut.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan pemerintah sangat khawatir soal laporan pengerahan tentara Korut ke Rusia.
“Pemerintah Jepang memantau pengerahan tentara Korea Utara ke Rusia dengan kekhawatiran yang serius, termasuk kemungkinan mereka ikut bergabung dengan Rusia dalam agresi ke Ukraina,” kata Yoshimasa dikutip AFP.
Lebih lanjut, dia mengatakan pakta pertahanan yang disepakati Rusia dan Korut bisa berdampak ke perdamaian kawasan.
Pada September, Rusia dan Korut sepakat meneken pakta pertahanan bertajuk “kemitraan strategis komprehensif.” Perjanjian ini ni mencakup klausul pertahanan bersama jika terjadi agresi terhadap salah satu negara.
Rusia berharap kerja sama pertahanan itu bisa menghalangi Barat terus memasok senjata ke Ukraina.
Kekhawatiran Korsel dan Jepang muncul setelah Menteri Pertahanan Amerika Serikat mengonfirmasi Korut telah mengirim tentara ke Rusia.
“Kami melihat bukti bahwa tentara Korea Utara telah ke Rusia,” kata Austin pada Rabu, dikutip situs resmi.
Setidaknya 3.000 tentara Korut saat ini telah memasuki Rusia.