Welcome
Israel-Hizbullah Perang Roket-Drone, Netanyahu Tetapkan Status Darurat

Israel-Hizbullah Perang Roket-Drone, Netanyahu Tetapkan Status Darurat

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendeklarasikan status darurat nasional selama 48 jam ke depan menyusul saling serang roket dengan milisi Hizbullah di Lebanon selatan selama beberapa jam terakhir, Minggu (25/8).

Netanyahu melalui Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengumumkan situasi darurat selama 48 jam ke depan.

Gallant menuturkan “situasi khusus di garis depan” ini memungkinkan Komando Garis Depan IDF (militer Israel) mengeluarkan sejumlah langkah darurat, termasuk pembatasan.

“Situasi khusus adalah istilah hukum yang digunakan pada saat darurat, yang memberikan otoritas yurisdiksi yang lebih besar atas penduduk sipil untuk memperlancar upaya pengamanan penduduk. Istilah ini berlaku selama 48 jam kecuali diperpanjang oleh menteri kabinet,” bunyi laporan The Times of Israel.

Sementara itu, dilansir Al Jazeera, portal berita lokal YNet News juga menuturkan status darurat ini “memberikan kewenangan militer untuk mengeluarkan serangkaian instruksi kepada warga sipil, mengurangi kerumunan massa, dan menutup sejumlah area.”

PM Netanyahu dilaporkan bakal menggelar rapat darurat bersama kabinet keamanannya mulai pukul 07.00 waktu setempat.

Netanyahu dan Gallant dilaporkan telah berada di markas militer Israel di Tel Aviv untuk “menangani insiden” di wilayah utara negaranya.

Status darurat ditetapkan menyusul aksi saling serang udara antara Israel dan Hizbullah sejak Minggu dini hari.

Israel melancarkan serangan awal (pre-emptive strikes) dengan menembakkan sekitar 40 roket ke wilayah Lebanon selatan yang dikuasai milisi Hizbullah pada Minggu (25/8) dini hari waktu setempat.

Juru bicara militer Israel (IDF), Daniel Hagari, mengatakan sejumlah jet tempur telah menyerang Lebanon untuk “secara proaktif menyingkirkan ancaman” dari Hizbullah.

“Beberapa waktu lalu, [militer Israel] mengidentifikasi organisasi teroris Hizbullah yang bersiap menembakkan rudal dan roket ke wilayah Israel,” ucap Hagari dalam pernyataannya.

“Dalam tindakan membela diri untuk menyingkirkan ancaman ini, [militer Israel] menyerang target teror di Lebanon, tempat Hizbullah berencana untuk meluncurkan serangan mereka terhadap warga sipil Israel,” ujar Hagari menambahkan seperti dikutip Al Jazeera.

Sementara itu, stasiun TV Al Maydeen Lebanon melaporkan bahwa “balasan besar” oleh Hizbullah juga sedang berlangsung ke wilayah utara Israel.

 

“Lebih dari 70 roket ditembakkan dari Lebanon ke arah al-Jalil barat, bersamaan dengan serangan udara dari beberapa lokasi,” kata Al Mayadeen.

Stasiun televisi itu bahkan menuturkan rudal Hizbullah menargetkan wilayah “jauh di dalam” Galilea barat dan Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki Tel Aviv.

Aksi saling serang ini pun membuat Israel mengaktifkan sistem pertahanan udara Irone Dome dan memicu sirene di penjuru utara Israel terus meraung-raung.

Militer Israel pun telah menginstruksikan warga di Israel Utara untuk berlindung di shelter-shelter yang telah disiapkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *