Welcome
Korea Utara Ganti Satelit Siaran dari China ke Rusia, Ada Apa?

Korea Utara Ganti Satelit Siaran dari China ke Rusia, Ada Apa?

Korea Utara mengganti satelit siaran dari China ke Rusia saat hubungan kedua negara itu kian akrab.

Salah satu pejabat Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada Senin (8/7) mengumumkan Korut mengalihkan transmisi siaran TV dari satelit China ke Rusia.

Para pengamat menilai peralihan ini menandai pengaruh China yang melemah di Korut.

Seorang profesor studi Chna di Universitas Studi Luar Negeri Hankuk di Seoul, Kang Jun Young, mengatakan peralihan satelit ini menunjukkan kerja sama Korut-Rusia di bidang sains dan teknologi kian intensif.

Kang juga menyebut peralihan ini menjadi pesan Korut untuk China.

“Pyongyang mengirim pesan ke Beijing bahwa Korea Utara tak bisa menghindari penguatan kerja sama dengan Rusia karena dukungan Beijing yang setengah-setengah ke mereka,” ujar Kang, dikutip South China Morning Post.

Peneliti senior di Institut Korea untuk Penyatuan Nasional,Cho Han Bum, juga punya penilaian serupa.

Dia menyebut tindakan Korut mengganti saluran satelit dari yang sepenuhnya berbahasa China ke bahasa Rusia sebagai upaya melepas ketergantungan dari Negeri Tirai Bambu.

“Secara simbolis melambangkan melemahnya ketergantungan ke China,” ujar Cho.

Selama bertahun-tahun, Korut tergantung ke China dari ekonomi hingga perdagangan. Negeri Tirai Bambu juga satu-satunya sekutu Pyongyang yang bisa campur tangan saat negara dalam darurat.

Namun, setelah perjanjian baru strategi komprehensif Rusia-Korut muncul Negeri Beruang Merah bisa ikut intervensi jika Korut dalam masa darurat.

Perjanjian itu disepakati saat Presiden Rusia Vladimir Putin ke Korea Utara bertemu pemimpin tertinggi Kim Jon Un pada Juni lalu.

“Setelah perjanjian ini, yang dievaluasi sebagai perjanjian aliansi paramiliter, Rusia sekarang dapat campur tangan,” ujar Cho.

“Jadi, memang benar bahwa pengaruh eksklusif China terhadap Korea Utara telah berkurang,” imbuh dia.

Korut dan Rusia, lanjut dia, juga memiliki hubungan dagang yang lebih luas sehingga bisa mengurangi ketergantungan ke China.

Beberapa pengamat lain menilai kedekatan Rusia-Korut bersifat sementara dan transaksional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *