Sebanyak 121 orang meninggal karena terinjak-injak dalam festival keagamaan di Provinsi Uttar Pradesh, Ikndia, Selasa (2/7).
Warga antusias menghadiri acara Satsang yang dipimpin Bhole Baba alias Narayan Sakaar Hari di lapangan di distrik Hathras. Baba menyebut dirinya sebagai dewa dan punya banyak pengikut.
Satsang merupakan dialog antara jemaah dengan Satguru atau guru untuk mengajarkan hal spiritual.
Salah satu saksi mata mengatakan kejadian naas itu bermula setelah Satsang berakhir.
“Ketika khotbah selesai, semua orang berlarian,” kata Shakuntala, dikutip media lokal India.
Pejabat yang enggan disebutkan namanya mengatakan usai khotbah warga bergegas lari menuju pintu keluar berusaha menyentuh kaki Baba.
Situasi itu, kata dia, menyebabkan kerumunan besar di area yang kecil, demikian dikutip NDTV.
Media lokal India juga melaporkan para warga berusaha mengumpulkan debu bekas injakan atau ban mobil dari ‘tokoh agama’ itu. Hal ini memicu desak-desakan yang mengakibatkan banyak orang, termasuk perempuan dan anak-anak, terinjak-injak.
Dari laporan-laporan itu ada dua pergerakan massa, mereka yang menuju pintu dan yang lain bergerak ke arah berlawanan untuk mengumpulkan debu.
Menurut Laporan Pertama Informasi (FIR), penyelenggara meminta izin untuk acara ini hanya 80.000 orang tetapi yang hadir lebih dari 250.000 orang.
FIR juga menyebut massa yang berlarian membuat jemaah yang duduk di tanah terjepit.
“Di sisi lain jalan, massa yang berlarian di air dan lapangan yang dipenuhi lumpur dihentikan paksa oleh panitia penyelenggara dengan tongkat, sehingga tekanan massa terus meningkat dan perempuan, anak-anak, dan laki-laki terus terjepit,” demikian dalam FIR.